Blogger Jateng

5 Tips Agar Tak Cepat-cepat Menikah

cianjurekspres.net
5 Tips Agar Tak Cepat-cepat Menikah

Assalamu’alaikum wr.wb. Sahabat ukhtinews yang dirahmati Allah SWT,  dalam Islam tidak mengenal ungkapan pernikahan dini. Pernikahan dini, sebuah istilah kaum sekuler yang menggambarkan pernikahan yang dilakukan remaja belia. Pernikahan tetap berlangsung, berapapun usianya, asal sudah baligh, siap menjalaninya, siap secara fisik, mental, dan keilmuan.

Menikah itu tak membutuhkan kesiapan fisik dan mental, namun juga keilmuan. Menikah adalah hanyalah pintu menuju era baru kehidupan sepasang manusia, menyatukan dua jenis kelamin manusia, menyatukan dua keluarga besar, dan menyatukan dua karakter yang berbeda. Maka untuk mengarunginya, diperlukan ilmu yang mapan dalam hal kerumahtanggaan.

Namun jika semua itu belumlah memadai, alangkah baiknya Anda tak buru-buru menikah, apalagi masih terlalu belia dalam usia. Daripada setelah menikah, karena minimnya keilmuan, bukannya kebahagiaan yang didapat melainkan penderitaan demi penderitaan yang dirasakan. Ditambah di system sekuler ini yang abai terhadap hidup dan kehidupan, baik di sisi pendidikan maupun ekonomi.

Bagaimana agar remaja ini tak buru-buru menikah muda?


Berikut penuturan ukhti Kholda @mediaumat224, tentang tips agar tak buru-buru menikah. Yuk kita baca sama-sama.

1. Ingat, nikah bukan trend!


Terkadang ada saja rasa iri, panas, atau nyesek di dada, ketika melihat teman sudah menikah. Apalagi di zaman ketika kemesraan sudah menjadi hal biasa untuk dipertunjukkan, walaupun itu antara suami dan istri. Jika tak kuat iman, itu bisa menimbulkan rasa iri pada diri orang yang belum menikah.

Jangan buru-buru, persiapkanlah diri sematang mungkin, atau istilah kerennya, memantaskan diri dengan ketaatan kepada syariat, maka Allah akan mengirimkan cinta terbaik bagimu.

2. Lebih focus ke pendidikan


Sejak kecil Anda pasti punya cita-cita. Raihlah cita-cita tersebut dengan segenap potensi yang dimiliki, dalam rentang waktu yang Anda rencanakan. Ketika target waktu terpenuhi, jangan lupa untuk menikah. Menikah itu ibadah, jangan terburu-buru, tapi jangan dinanti-nanti, akhirnya lupa dan parahnya hasrat menikah menjadi hilang. Tentu ini tidak kita harapkan.

3. Gali ilmu ekstra


Ilmu ekstra untuk mengarungi bahtera rumah tangga, meliputi : 1) ilmu agama. Mesti paham bagaimana rumah tangga dijalankan, bagaimana pola pengasuhan anak yang sesuai syariat, bagaimana sahihnya pergaulan suami-istri, dll. 2) Ilmu kehidupan. Pernikahan itu ibadah terpanjang yang memerlukan kedewasaan dalam menjalaninya. Riak gelombang masalah akan singgah, jika kita faham ilmu kehidupan, in sya Allah semua masalah akan terlewati.

4. Kemandirian finansial


Selain ilmu-ilmu yang tadi, lajunya pernikahan juga ditunjang dengan kemandirian ekonomi. Apa jadinya jika sudah menikah, nafkah masih minta ke papah mamah. Ingat, factor terbesar hancurnya rumah tangga disebabkan masalah ekonomi.

5. Kedewasaan diri


Yang tadi kita singgung di awal, bahwa pernikahan itu menyatukan karakter-karakter yang berbeda, harus hidup berdampingan dalam satu atap rumah. Sungguh itu bukan perkara mudah. Diperlukan kedewasaan diri dalam bersikap, tidak memunculkan ego masing-masing, merasa benar sendiri, dan lain-lain. Sikap kekakan-kanakan tersebut mesti dieliminasi, dan diganti dengan kedewasaan.

Jadi, bagi ukhti yang cantik solihah, jika ingin menikah, selain persiapan yang 5 poin di atas, awali dengan istikharah, memohon dipilihkan yang terbaik oleh Allah SWT. Barakallahu lii wa lakum.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.