Petani Tua di Lereng Tamiang
Aku berdiri ditanah tinggi;
Tempat dimana lamunanku terpaku;
Pada sepasang tangan;
Yang mengayun penuh irama.
Oleh: Aroel diezoe
Aku berdiri ditanah tinggi;
Tempat dimana lamunanku terpaku;
Pada sepasang tangan;
Yang mengayun penuh irama.
Sebuah cangkul usang dalam genggaman
Berpacu mesra dalam tarian angin,peluh dan napasnya;
Ah betapa lelah kurasa.
Lalu...
Kuayunkan langkah;
Dan berhenti di sebuah gubuk kecil beratap ilalang.
Mataku kembali menatap sendu;
Pada seorang perempuan tua;
Yg berlindung dibawah caping kecil pada tubuhnya yg kecil.
Sebuah bakul beranyam bambu terselip dalam dekapannya.
Sementara..
jari lentiknya berayun lamban;
Memetik helai demi helai; daun daun muda disepanjang tanah berpagar harapan.
Senja membawa langkahku pulang;
Dalam sepanjang jalan;
Di atas lereng berliku;
Hatiku bergumam;
Betapa besar cinta mereka untukku;
Untuk negeriku.
Maka..
Dalam gemetar jemariku;
kutulis puisi rindu tentang dia;
Petani tua dilereng tamiang