Apa yang membuatmu mau berkorban? Sebab cinta adanya. Apa yang membuatmu tegar dalam perjuangan? Sebab cinta tentunya. Apa yang membuatmu berlelah untuk ibadah? Sebab cinta pastinya.
Cinta itu meringankan beban, menghilangkan kurang, menutupi aib, memperpendek waktu, memperpanjang sabar, memberi nyawa pada lidah dan menderaskan airmata
Maka ia yang mencintai, menjadi lunak hatinya, malu dan sungkan, menundukkan pandangan, banyak bercakap dalam hatinya, halus tuturnya, mudah tersentuh hatinya
Benci itu membakar, memantik curiga, menyingkap aib, memercik kesumat, membarakan dengki, menyuapi hawa nafsu dengan prasangka, gemuruh dalam dada yang meledak-ledak
Maka ia yang membenci, buta dari kebaikan, tuli dari penjelasan, bebal terhadap nasihat, keras dan kasar, meninggi hidung, selalu mencari orang untuk direndahkan, menindas dan culas
Mencintai itu memang sulit, sedangkan membenci itu mudah. Sebab cinta itu perlu alasan, meski tak perlu balasan. Tapi benci selalu menuntut balasan, dan tak perlu alasan
Ada rasa yang menenangkan saat menyatakan cinta, atau lebih indah kala ditahan, tapi memendam benci selalu menyakiti, menyatakannya sebabkan permusuhan
Lalu mengapa masih banyak yang memilih membenci ketimbang mencintai? Sebab mereka kira cinta itu dinikmati orang lain, sementara dengan benci mereka bisa menyakiti orang lain
Padahal, Allah ajarkan kita, SEBALIKNYA. Cinta itu dinikmati diri sendiri, dan benci itu menyakiti diri sendiri
Ragu itu hadir bersama jarak yang menjauh, dan waktu yang berlari. Ia datang menantang rindu dan kesetiaan. Tentang apa yang pernah diyakini dan yang dijanjikan
Cemburu menambah rusuh. Saat para fakir asmara harus dihadapkan dengan gemerlap para pemain sandiwara dunia. menggoreskan perih, mendengungan tanya
Sang kekasih sudah berjanji, dan jiwa pun sudah mengamini. Tapi badan selalu punya cara memberontak, mencari-cari alasan untuk jalan yang lebih tak pasti
Entah berapa lama lagi sang kekasih kan kembali, meredakan badai yang meluluhlantakkan logika. Menyudahi penantian dan mengusir kegundahan yang membekukan
Aku sadar, ketidaknyamanan itu sahabat terbaik bagi perubahan, bahwa ketidak-idealan iitu ibarat katalis bagi ksatria yang akan tertulis mesra dalam lembar-lembar kisah
Bahwa hidup ini adalah pengorbanan, pilihan dalam tiap detik-detiknya, pembuktian bahwa aku adalah yang paling pantas untukmu, yang paling mencintaimu
Aku belajar, bahwa pemuja cinta itu terbagi dua. Yaitu mereka yang meratapi cintanya, lalu menjadikan itu sebagai topeng atas kelemahan dirinya, ketumpulan asanya
Dan yang kedua, mereka yang bisa menundukkan ragu, cemburu, untuk bisa berdamai dengan rindu dan yakin. Mengikat mereka dalam temali ketaatan. Itu Aku
Sebelum aku mati. Engkau akan melihat itu
Taukah rasanya dipisahkan dengan kekasih? Justru disaat engkau paling merindukannya, justru di kala engkau paling memerlukan hangat tatap dan sejuk senyumnya?
Saat memori yang ada tak cukup untuk tiap dahaga jiwa, dan kenangan mulai memudar karena terus diputar balik. Aku tetap bertahan juga menahan airmata
Mencoba menerka-nerka, apakah langit yang sama yang kaupandangi jua malam ini. Mencoba mengira, apa lantunan yang ada di hatimu, adakah aku?
Mereka bilang aku takkan bisa membahagiakanmu, mereka kata aku terlalu lemah untuk melindungimu, tapi mereka buta dan tuli dari kebenaran, yakinkan itu
Tangan mereka bisa menahanku darimu, tapi hatiku takkan bisa mereka sentuh, asa dan citaku masih terbang bebas, mengejek mereka dari ketinggian
Andai tidak karena ayat-ayat yang kubaca, sudah pecah hatiku menahan gempuran rindu. Andai bukan sebab kalimat thayibah, meracau dan mengeluh lidah ini
Yang mereka coba tahan adalah takdir hujan untuk membasahi bumi, yang mereka coba hadang adalah suratan matahari menyinari semesta
Tunggulah sebentar lagi, tahan kakimu pada tempatnya. Aku janji, tak lama lagi semua ini akan selesai. Semua, termasuk mereka akan ada akhirnya
Sampai saat itu tiba, petiklah tiap buah kenangan itu, jagalah dan peliharalah dengan harapan yang tersisa, jangan sekalipun meniup keraguan padanya
Sebagaimana rintik hujan yang terakhir jadi penanda cerahnya cuaca. Begitulah semua ini akan jadi mukadimah abadinya cinta antara engkau dan aku
Kebersamaan kita itu sudah tertulis rapi, pasti seperti janji dari Tuhan yang tak mungkin diingkari, bagi sesiapa yang meyakini dan bersabar dalam penantian
#bersabarlah #jiwaku
Ya, semua karena cinta.
Ada 4 Sajak tentang cinta, yang insya Allah menuntun kita menuju pemaknaan cinta yang sesungguhnya, bukan cinta karena syahwat dan nafsu belaka. Bacalah perlahan, temukan maknanya sampai yang terdalam. Sudah siap mengembara dalam lautan kata?
Entah mana yang lebih kurindukan, tiupan angin senja di sebuah tempat wisata, atau menyesap secangkir kopi hitam sambil menatap manis senyum yang dihias di parasmu.
Entah yang mana yang lebih kupikirkan, riuh dan tuduh manusia dengan semua dakwaan dan tuntutannya, ataukah tatapan syahdu dirinya di hari penuh dengan kepastian
Deskripsi kopi yang tersedia, mulai ketebalan, aroma, keasaman, dan tinggalan rasanya, fasih mereka jelaskan. Tapi kita yang pada akhirnya menikmatinya, dan merasakan
Logika mengenalkanku pada dirimu, tapi hatikulah yang menjadi pengikatnya. Mataku bisa jadi menilai hal-hal yang terlihat, tapi jiwaku sudah lebih dulu tertanggung
Cinta adalah ketaatan yang mendahului pengakuan, rasa sebelum logika, memahami sebelum membaca, seperti segarnya hujan sebelum rintiknya yang pertama
Usikan adalah alunan nada bagi mereka yang mencinta, mata-mata penuh dengki adalah irama refrain baginya. Sebagaimana tiap ksatria perlu pecundang yang ditundukkannya
Lalu sampai kapan ujian cinta akan berakhir? Ia tidak akan. Sebab para pecinta memerlukannya, untuk menjadi bukti bagi yang dicinta, tak ada yang mampu menghentikannya
Sebab cinta adalah kehidupan. Orang kira ia sudah dibenam, tapi ia adalah benih yang ditanam. Sebab cinta itu cahaya, orang kira dia tenggelam, tapi ia terbit di bagian lain menyinari temaram
Lalu pandanganmu meredam seluruh bisik-berisik, kata-katamu jadi penenang tiap tanya yang mengusik, tawamu membuat semua jadi kedap, menawar racun-racun di benakku
Kini aku tahu, tak harus kopi hitam penuh deskripsi, tidak juga semburat lembayung di langit senja. Tapi adalah alasan bagi semuanya untuk ada. Yaitu keberadaanmu. Engkau.
💗Yang Kurindukan🧡
Entah mana yang lebih kurindukan, tiupan angin senja di sebuah tempat wisata, atau menyesap secangkir kopi hitam sambil menatap manis senyum yang dihias di parasmu.
Entah yang mana yang lebih kupikirkan, riuh dan tuduh manusia dengan semua dakwaan dan tuntutannya, ataukah tatapan syahdu dirinya di hari penuh dengan kepastian
Deskripsi kopi yang tersedia, mulai ketebalan, aroma, keasaman, dan tinggalan rasanya, fasih mereka jelaskan. Tapi kita yang pada akhirnya menikmatinya, dan merasakan
Logika mengenalkanku pada dirimu, tapi hatikulah yang menjadi pengikatnya. Mataku bisa jadi menilai hal-hal yang terlihat, tapi jiwaku sudah lebih dulu tertanggung
Cinta adalah ketaatan yang mendahului pengakuan, rasa sebelum logika, memahami sebelum membaca, seperti segarnya hujan sebelum rintiknya yang pertama
Usikan adalah alunan nada bagi mereka yang mencinta, mata-mata penuh dengki adalah irama refrain baginya. Sebagaimana tiap ksatria perlu pecundang yang ditundukkannya
Lalu sampai kapan ujian cinta akan berakhir? Ia tidak akan. Sebab para pecinta memerlukannya, untuk menjadi bukti bagi yang dicinta, tak ada yang mampu menghentikannya
Sebab cinta adalah kehidupan. Orang kira ia sudah dibenam, tapi ia adalah benih yang ditanam. Sebab cinta itu cahaya, orang kira dia tenggelam, tapi ia terbit di bagian lain menyinari temaram
Lalu pandanganmu meredam seluruh bisik-berisik, kata-katamu jadi penenang tiap tanya yang mengusik, tawamu membuat semua jadi kedap, menawar racun-racun di benakku
Kini aku tahu, tak harus kopi hitam penuh deskripsi, tidak juga semburat lembayung di langit senja. Tapi adalah alasan bagi semuanya untuk ada. Yaitu keberadaanmu. Engkau.
💚Cinta Itu Benci Itu💟
Cinta itu meringankan beban, menghilangkan kurang, menutupi aib, memperpendek waktu, memperpanjang sabar, memberi nyawa pada lidah dan menderaskan airmata
Maka ia yang mencintai, menjadi lunak hatinya, malu dan sungkan, menundukkan pandangan, banyak bercakap dalam hatinya, halus tuturnya, mudah tersentuh hatinya
Benci itu membakar, memantik curiga, menyingkap aib, memercik kesumat, membarakan dengki, menyuapi hawa nafsu dengan prasangka, gemuruh dalam dada yang meledak-ledak
Maka ia yang membenci, buta dari kebaikan, tuli dari penjelasan, bebal terhadap nasihat, keras dan kasar, meninggi hidung, selalu mencari orang untuk direndahkan, menindas dan culas
Mencintai itu memang sulit, sedangkan membenci itu mudah. Sebab cinta itu perlu alasan, meski tak perlu balasan. Tapi benci selalu menuntut balasan, dan tak perlu alasan
Ada rasa yang menenangkan saat menyatakan cinta, atau lebih indah kala ditahan, tapi memendam benci selalu menyakiti, menyatakannya sebabkan permusuhan
Lalu mengapa masih banyak yang memilih membenci ketimbang mencintai? Sebab mereka kira cinta itu dinikmati orang lain, sementara dengan benci mereka bisa menyakiti orang lain
Padahal, Allah ajarkan kita, SEBALIKNYA. Cinta itu dinikmati diri sendiri, dan benci itu menyakiti diri sendiri
💞Balada Pemuja Cinta💕
Ragu itu hadir bersama jarak yang menjauh, dan waktu yang berlari. Ia datang menantang rindu dan kesetiaan. Tentang apa yang pernah diyakini dan yang dijanjikan
Cemburu menambah rusuh. Saat para fakir asmara harus dihadapkan dengan gemerlap para pemain sandiwara dunia. menggoreskan perih, mendengungan tanya
Sang kekasih sudah berjanji, dan jiwa pun sudah mengamini. Tapi badan selalu punya cara memberontak, mencari-cari alasan untuk jalan yang lebih tak pasti
Entah berapa lama lagi sang kekasih kan kembali, meredakan badai yang meluluhlantakkan logika. Menyudahi penantian dan mengusir kegundahan yang membekukan
Aku sadar, ketidaknyamanan itu sahabat terbaik bagi perubahan, bahwa ketidak-idealan iitu ibarat katalis bagi ksatria yang akan tertulis mesra dalam lembar-lembar kisah
Bahwa hidup ini adalah pengorbanan, pilihan dalam tiap detik-detiknya, pembuktian bahwa aku adalah yang paling pantas untukmu, yang paling mencintaimu
Aku belajar, bahwa pemuja cinta itu terbagi dua. Yaitu mereka yang meratapi cintanya, lalu menjadikan itu sebagai topeng atas kelemahan dirinya, ketumpulan asanya
Dan yang kedua, mereka yang bisa menundukkan ragu, cemburu, untuk bisa berdamai dengan rindu dan yakin. Mengikat mereka dalam temali ketaatan. Itu Aku
Sebelum aku mati. Engkau akan melihat itu
💚Tunggulah Sebentar Lagi💡
Taukah rasanya dipisahkan dengan kekasih? Justru disaat engkau paling merindukannya, justru di kala engkau paling memerlukan hangat tatap dan sejuk senyumnya?
Saat memori yang ada tak cukup untuk tiap dahaga jiwa, dan kenangan mulai memudar karena terus diputar balik. Aku tetap bertahan juga menahan airmata
Mencoba menerka-nerka, apakah langit yang sama yang kaupandangi jua malam ini. Mencoba mengira, apa lantunan yang ada di hatimu, adakah aku?
Mereka bilang aku takkan bisa membahagiakanmu, mereka kata aku terlalu lemah untuk melindungimu, tapi mereka buta dan tuli dari kebenaran, yakinkan itu
Tangan mereka bisa menahanku darimu, tapi hatiku takkan bisa mereka sentuh, asa dan citaku masih terbang bebas, mengejek mereka dari ketinggian
Andai tidak karena ayat-ayat yang kubaca, sudah pecah hatiku menahan gempuran rindu. Andai bukan sebab kalimat thayibah, meracau dan mengeluh lidah ini
Yang mereka coba tahan adalah takdir hujan untuk membasahi bumi, yang mereka coba hadang adalah suratan matahari menyinari semesta
Tunggulah sebentar lagi, tahan kakimu pada tempatnya. Aku janji, tak lama lagi semua ini akan selesai. Semua, termasuk mereka akan ada akhirnya
Sampai saat itu tiba, petiklah tiap buah kenangan itu, jagalah dan peliharalah dengan harapan yang tersisa, jangan sekalipun meniup keraguan padanya
Sebagaimana rintik hujan yang terakhir jadi penanda cerahnya cuaca. Begitulah semua ini akan jadi mukadimah abadinya cinta antara engkau dan aku
Kebersamaan kita itu sudah tertulis rapi, pasti seperti janji dari Tuhan yang tak mungkin diingkari, bagi sesiapa yang meyakini dan bersabar dalam penantian
#bersabarlah #jiwaku
Tabik ustadzii