Sebuah tulisan menarik buah tangan sahabat kami Ummu Taqiyya, menyoal tentang menikah tanpa pacaran. Sekaligus jawaban atas kekurangyakinan sebagian muslim/muslimah, bagaimana jadinya jika menikah tanpa didahului pacaran.
Wajar memang muncul pertanyaan atau tepatnya keraguan itu, mengingat pacaran itu sudah dianggap "lumrah" dan tidak berdosa.
Memang di dalam sistem sekuler ini, yang memisahkan agama dari kehidupan, perbuatan zina berbaju pacaran ini, seolah dibiarkan dan justru didukung. Lho kok didukung?
Salah satu bukti, pembiaran tayangan-tayangan televisi yang mengeksplorasi seksualitas remaja. Dalihnya, itu seni. Siapa penontonnya? Ya remaja-remaja muslim dan muslimah. Jelas ini salah satu bentuk dukungan untuk maraknya pacaran.
Lain halnya jika aturan Islam yang dipakai dalam semua aspek kehidupan, perilaku itu akan sangat diminimalisir.
Pertanyaan-pertanyaan seputar tanpa pacaran
Gimana ceritanya ya menikah tanpa pacaran?
Kalau enggak pacaran, enggak tahu dong gimana tingkah laku pasangan kita nanti?
Nikah kan enggak main-main, harus kenal dulu dong gimana orangnya, keluarganya, bibit, bebet, dan bobotnya.
Orang yang pacaran sebelum nikah saja, bisa cerai, apalagi yang menikah tanpa pacaran?
Memang bisa langgeng tuh nanti rumah tangganya?
Begitulah segelintir pertanyaan orang-orang mengenai menikah tanpa pacaran.
Sini... sini... aku bisikin. Menikah itu kan sunnah, ingin menggenapi separuh agama kita, menjadi pakaian terbaik kita kala susah dan senang. Tentu tak ada dong yang mau menikah dengan orang yang tidak kita kenal.
Namun aku balik bertanya, apakah Rasulullah menikah melalui proses pacaran dulu?
Lagian, sudah ada dalil Al-Qur'an yang artinya kita dilarang mendekati zina.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sunguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra': 32)
Mendekati zina saja enggak boleh, apalagi sampai berzina?
Kita tahu, pacaran itu mendekati zina. Berawal dari pacaran ujungnya berzina hingga menyebabkan wanita menjadi hina.
Sebelum terlambat, cepatlah taubat, agar hidup selamat dunia akhirat.
Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Ketika hamba-Nya berusaha untuk bertaubat dan ingin untuk taat dikasih bonus dengan hadirnya laki-laki sejati yang ingin menikahi tanpa memacari. Sosok yang segera mendatangi wali demi izin menikahi.
Namun sebelum menikahinya, kita harus mengenalnya dengan cara yang Allah ridai, yakni sebuah proses bernama Ta'aruf.
Saling bertukar biodata, bertanya tentang visi-misi menikah, menanyakan gimana keluarganya, dan kita juga bisa bertanya gimana sifatnya kepada orang-orang terdekatnya atau temannya. Karena mereka lebih tahu karakter asli si calon.
Dan tentunya, meminta petunjuk kepada Allah apakah memang dialah jodoh terbaik yang Allah pilihkan untuk kita.
Kalau enggak pacaran, enggak tahu dong gimana tingkah laku pasangan kita nanti?
Nikah kan enggak main-main, harus kenal dulu dong gimana orangnya, keluarganya, bibit, bebet, dan bobotnya.
Orang yang pacaran sebelum nikah saja, bisa cerai, apalagi yang menikah tanpa pacaran?
Memang bisa langgeng tuh nanti rumah tangganya?
Begitulah segelintir pertanyaan orang-orang mengenai menikah tanpa pacaran.
Sini... sini... aku bisikin. Menikah itu kan sunnah, ingin menggenapi separuh agama kita, menjadi pakaian terbaik kita kala susah dan senang. Tentu tak ada dong yang mau menikah dengan orang yang tidak kita kenal.
Namun aku balik bertanya, apakah Rasulullah menikah melalui proses pacaran dulu?
Lagian, sudah ada dalil Al-Qur'an yang artinya kita dilarang mendekati zina.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sunguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra': 32)
Mendekati zina saja enggak boleh, apalagi sampai berzina?
Kita tahu, pacaran itu mendekati zina. Berawal dari pacaran ujungnya berzina hingga menyebabkan wanita menjadi hina.
Sebelum terlambat, cepatlah taubat, agar hidup selamat dunia akhirat.
Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Ketika hamba-Nya berusaha untuk bertaubat dan ingin untuk taat dikasih bonus dengan hadirnya laki-laki sejati yang ingin menikahi tanpa memacari. Sosok yang segera mendatangi wali demi izin menikahi.
Namun sebelum menikahinya, kita harus mengenalnya dengan cara yang Allah ridai, yakni sebuah proses bernama Ta'aruf.
Saling bertukar biodata, bertanya tentang visi-misi menikah, menanyakan gimana keluarganya, dan kita juga bisa bertanya gimana sifatnya kepada orang-orang terdekatnya atau temannya. Karena mereka lebih tahu karakter asli si calon.
Dan tentunya, meminta petunjuk kepada Allah apakah memang dialah jodoh terbaik yang Allah pilihkan untuk kita.