Blogger Jateng

Catatan Bidan Ayi Nurhayati: Inspirasi Tentang Keadilan

Ilustrasi dari Yuk Ngaji

Keadilan, sesuatu yang diimpikan oleh siapapun, apapun profesinya, apapun jabatan sosialnya, apapun komunitasnya. Kita semua mendamba keadilan dalam setiap urusan yang kita hadapi. Dan kitapun banyak yang berjibaku untuk memperjuangkan sebuah kata yang bernama keadilan.

Tapi, kadang kita bersikap kontradiktif. Di satu sisi mendamba keadilan, namun di sisi lain membiarkan ketidakadilan terjadi di depan kita, atau bahkan kita berbuat sesuatu yang tidak adil.

Tentang keadilan, ada baiknya kita membaca sebuah cerita dari Bu Ayi Nurhayati, seorang bidan di UPTD Kesehatan Kecamatan Campaka Cianjur. Cerita sederhana semoga bermakna.

Inspirasi Keadilan

Seorang Dosen mata kuliah Hukum bertanya pada salah seorang mahasiswa: “Siapa namamu?”

Mahasiswa itu menyebutkan namanya.

Tiba-tiba saja sang Dosen mengusirnya tanpa sebab. Mahasiswa itu berusaha membela diri. Tapi sang Dosen malah membentaknya.

Akhirnya ia keluar dengan perasaan terzalimi. Mahasiswa yang lain hanya diam.

Setelah itu sang Dosen memulai kuliah. Ia bertanya kepada para mahasiswa: “Untuk apa undang-undang dibuat?”

Salah seorang mahasiswi menjawab: “Untuk mengontrol perilaku manusia.” Mahasiswa lain menjawab: “Untuk diterapkan.” Yang lain menjawab: “Agar yang kuat tidak menzalimi yang lemah.”

Sang Dosen berkata: “Benar. Tapi semua itu tidak cukup.”

Tiba-tiba salah seorang mahasiswi mengacungkan tangan dan berkata: “Untuk mewujudkan keadilan.”

Dosen berkata: “Benar. Itulah jawabannya. Agar tercipta keadilan. Tapi pertanyaannya, apa gunanya keadilan?”

Seorang mahasiswa menjawab: “Agar hak semua orang terjaga dan tidak ada yang terzalimi.”

Dosen bertanya: “Sekarang jawab dengan jujur dan tak perlu takut. Apakah saya telah berlaku zalim pada teman kalian ketika saya mengusirnya dari kelas?”

Mereka kompak menjawab: “Iya.”

Dosen bertanya dengan nada tinggi: “Lalu kenapa kalian diam saja dan tidak memberikan pembelaan? Apa guna undang-undang dan hukum kalau kita tidak memiliki keberanian untuk menerapkannya? Ketika kalian diam saja disaat seseorang dizalimi, dan kalian tidak berusaha membela yang benar maka kalian akan kehilangan kemanusiaan kalian. Dan, kemanusiaan tidak bisa ditawar-tawar.”

Kemudian sang Dosen memanggil mahasiswa yang diusirnya tadi lalu meminta maaf padanya di depan seluruh mahasiswa.

Lalu ia berkata: “Ini saja pelajaran untuk hari ini. Kalian mesti berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari selama kalian hidup.”

Pelajaran dari sebuah sikap jauh lebih berkesan daripada pelajaran dari sebuah nasehat.
------------

Mungkin kita sepakat, bahwa cerita diatas banyak menginspirasi tentang bagaimana kita menyikapi ketidakadilan, bagaimana seharusnya kita memperjuangkan keadilan.

Yups, terima kasih Bu Bidan Ayi Nurhayati dengan cerita inspiratifnya. Terima kasih bagi sahabat yang telah membaca artikel-artikel di ukhtinews.com.