Berkumpul bersama keluarga merupakan salah satu dari kenikmatan yang Allah berikan. Terlebih jika kita sudah tinggal di tempat yang berbeda dengan keluarga yang jarak yang jauh, berbeda kota, pulau bahkan negara. Dengan demikian, waktu kebersamaan dengan keluarga ialah hal yang ditunggu-tunggu dan diupayakan, seperti saat hari raya Idul Fitri.
Kita rela melakukan berbagai persiapan seperti membeli tiket hingga melakukan perjalanan yang cukup bahkan sangat jauh. Semua itu dilakukan agar bisa berjumpa dengan keluarga tercinta. Nah, itu di dunia, bagaimana di akhirat?
Sudah lama kita tak berjumpa, tentu membuat kita rindu untuk bersama kembali menikmati kenikmatan yang jauh lebih besar dari kenikmatan dunia yakni berkumpul bersama di surga.
نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىٓ أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (T.Q.S. Fushshilat: 31)
"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (T.Q.S. Fushshilat: 31)
جَنَّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۖ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ
"(yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang-orang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya." (T.Q.S. Ar-Rad'u: 23)
"(yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang-orang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya." (T.Q.S. Ar-Rad'u: 23)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat 23 pada Quran Surah Ar-Rad'u bahwa Allah akan mengumpulkan seseorang bersama keluarganya, orang tua, istri dan anak-cucunya di surga. Ini merupakan dalil sekeluarga dapat masuk surga bersama.
Beliau rahimahullah berkata, Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga yaitu orang tua, istri dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga yang tinggi (agar berkumpul di dalam surga yang sama derajatnya).
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (T.Q.S. Ath Thuur: 21)
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (T.Q.S. Ath Thuur: 21)
Dalam Tafsir Jalalain mengenai ayat ini dijelaskan, bahwa maksud dari Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka yaitu, anak-cucu mereka kelak sama derajatnya denganya di surga meskipun anak-cucu mereka tidak beramal seperti mereka.
Hal ini sebagai penghormatan terhadap bapak-bapak mereka agar bisa menikmati kebersamaan dengan anak-cucu mereka (di surga kelak).
Jika ada orang tua masuk surga dan demikian juga anaknya namun derajat orang tua lebih tinggi daripada derajat anaknya maka Allah akan mengangkat derajat anaknya sampai sederajat dengan ayahnya agar sang ayah merasa lebih senang dengan berkumpulnya dengan anak-anaknya tanpa mengurangi derajat sang ayah sedikit pun.
Demikian pula sebaliknya, ketika derajat anak lebih tinggi daripada ayahnya maka derajat ayah akan dinaikkan sehingga bisa berkumpul dengan anaknya.
Kebersamaan di surga tersebut tentu tidak mudah dicapai sebab dalam kisah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an banyak keturunan/keluarga yang tidak dapat berkumpul di akhirat yakni surgaNya, seperti : Nabi Nuh dengan putra dan istrinya, Asiyah yang shalihah dengan suaminya (Fir’aun), dan Nabi Luth dengan istrinya.
Dengan demikian, tidak semua keluarga bisa merasakan kenikmatan bisa berkumpul bersama di surga sebab yang membuat mereka berkumpul di surga bukan semata karena nasabnya namun sebab adanya iman dan amal shalih yang menjadikan mereka masuk surga.
Hal demikian sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surah Ar-Radu Ayat 23, "dan orang-orang yang shalih ..." yakni yang benar imannya dan beramal shalih. (Lihat: Tafsir al-Sa'di: 732)
10 Hal yang Harus Dilakukan Agar Bisa berkumpul Bersama Keluarga di surga
Agar diri kita dan keluarga termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman dan shalih maka ada beberapa hal yang harus kita lakukan yakni diantaranya ialah sebagai berikut :- Menshalihkan diri dan memilih pasangan yang shalih saat hendak menikah
- Membangun komunikasi dan menyamakan visi misi dalam keluarga
- Memperbanyak istighfar untuk keluarga dan mendoakan kebaikan untuk mereka
- Mendidik keluarga dengan kebaikan yakni pemimpin rumah tangga (ayah dan suami) terhadap istri dan anak-anaknya serta Ibu terhadap anak-anaknya
- Menghidupkan amar maruf nahi mungkar ditengah keluarga
- Menumbuhkan kecintaan dan ketaatan diri dan keluarga kepada Allah dan RasulNya
- Mempergauli keluarga dengan maruf dan akhlak mulia
- Menetapkan dan berkomitmen menjalankan kegiatan atau program rutin beramal shalih bersama keluarga seperti tilawah dan menghafal Al-Quran bersama, shalat tahajud bersama, puasa sunnah, infaq, mengkaji Islam bersama, dan lain-lain
- Menafkai keluarga dengan nafkah yang halal dan baik
- Mengajak dan memberikan lingkungan yang baik untuk keluarga
Aamiin Ya Mujibassailin
Oleh : Hanifatus Suhro (Pemerhati Generasi)
https://t.me/DuniaParenting