Blogger Jateng

Istrimu Bukan Milikmu Walaupun Engkau Sudah Menikahinya

picuki

Apa yang istimewa dari sebuah pernikahan dalam pandangan Islam? Tiada lain, pernikahan adalah pintu penghalalan hubungan seorang pria dan wanita, yang tadinya terlarang. Sesuatu yang tadinya haram dilakukan seorang pria dan wanita, namun dengan pernikahan semuanya menjadi halal bahkan menjadi sebuah ibadah.

Dalam pandangan Islam pun, sebuah lembaga bernama pernikahan, merupakan "mitsaqon gholidzo", ikatan yang agung yang menyatukan tidak hanya dua insan berlainan kelamin, namun juga dua keluarga besar di belakangnya.

Setelah menikah, pria menjadi seorang suami dan wanita menjadi istri. Sebutan pun berubah menjadi suami, istri, bapak, dan ibu. Keduanya, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang sudah diatur dalam syariat Islam. Gambaran tanggung jawab suami bisa dibaca di SINI. Sedangkan tanggung jawab istri terhadap suami, bisa sahabat baca di SINI.

Dalam perjalanannya, suami dan istri menempuh suatu jalan yang akan menghantarkan mereka kepada tujuan pernikahan yang mereka sepakati. Dalam Islam, tujuan pernikahan itu adalah beroleh keridhoan Allah Ta'ala, yang terekspresikan dalam istilah sakinah, mawaddah, warrahmah.

Walau pada dasarnya suami dan istri terikat dalam pernikahan, namun keduanya bukanlah pemilik dari pasangannya. Suami tetap bukanlah milik istri, begitu juga istri bukan milik suaminya. Sebagai bahan refleksi kita, ada baiknya sahabat semua membaca lanjutan artikel ini, tentang kepemilikan dari suami atas istri maupun sebaliknya.

Istri Milik Siapa?

Istrimu bukan milikmu, walaupun engkau sudah menikahinya. Engkau tidak pernah menjadi pemilikinya, tidak pula ayahnya jadi pemiliknya, sebab Allah adalah pemiliknya.

Maka saat ia menjadi puteri ayahnya, maka ia adalah amanah Allah. Saat ia menjadi istrimu, hanya amanah yang berpindah, tapi kepemilikannya tetap kepunyaan Allah.

Karenanya di dalam Al-Qur'an, Allah perintahkan kita berbuat baik pada kepunyaan-Nya, menjaganya sebagaimana Allah telah menjaganya. Istri adalah amanah.

Begitu pula seorang istri tetap dalam kebaikan senantiasa, selama dia menyadari bahwa dia hanya dimiliki oleh Allah, bukan oleh suaminya atau siapapun.

Maka jadilah dia salihat dan qanitat, wanita yang selalu menjadi pelipur dan penawar dalam kesulitan dunia, karena ia selalu mendekat dan beribadah pada Allah.

Jadilah ia melihat suaminya sebagaimana yang Allah pinta, bahwa suaminya adalah pasak baginya, tempat ia beroleh kenyamanan, perlindungan dan harapan.

Maka ia menjaga suaminya, baik ketika suaminya ada maupun tidak, fisik maupun hati. Tak henti menyiapkan dan memberikan yang terbaik, bagi suami dan keluarganya.

Istrimu bukan milikmu, sedangkan pada milikmu saja engkau harus menjaga, apalagi ini kepunyaan Allah, maka ketika engkau menyakitinya, engkau berurusan dengan Allah.

Tapi bila engkau memuliakannya, maka Allah akan ridha ketika engkau menjaga amanahnya. Maka Allah pun pasti memuliakanmu tersebab dirinya.

Karena itu Rasulullah memuji, "Sebaik-baik diantara kalian, adalah yang paling baik (perlakuannya) terhadap istri-istrinya", sungguh indah Islam ini bagi manusia

Masya Allah....rangkaian kalimat yang bagi para suami, menjadi cambuk bagi dirinya untuk menjadi qowwam bagi istri dan keluarganya. Menjadi junnah bagi segala hal yang akan merusak keluarganya. Sedang bagi seorang istri, menjadi motivasi untuk melipatgandakan ketaatan kepada suaminya, atas dasar lillah.

Demikian sahabat, artikel sederhana tentang posisi suami dan istri, semoga bermanfaat. Kita berharap, bagi yang sudah menikah, menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah bersama pasangannya. Bagi yang masih single, semoga mendapatkan pendamping hidup dalam bingkai rumah tangga yang diridhoi Allah dan dianya ridho kepada Allah.

Wallahu a'lam.