Blogger Jateng

Kenapa yang Berharga Dijaga Sedemikian Rupa?

Sore ini berbelanja di sebuah toko khusus buah-buahan, di sekitar perempatan Bojong Cianjur. Tempat baru memang.  Buah-buahan yang dijual cukup lengkap. Di bagian dalam ada sebuah ruangan  ber-AC dan kedap udara. Tempat itu khusus untuk buah-buahan import, yang harganya lumayan berbeda jauh dengan buah-buahan yang dijual selain di ruang khusus tersebut.


Sebagaimana tempat-tempat lain yang menjual buah, tempat ini pun tak ada yang istimewa. Standar-standar saja, baik dari segi tempatnya sendiri maupun harganya.


Namun yang menarik menurutku, adalah tempat "khusus" tadi yang diperuntukkan khusus buah impor dan harga yang lebih mahal.


Ia menjadi sebuah trigger perenungan.


Timbul pertanyaan, kenapa yang berharga harus dijaga dan ditempatkan di tempat khusus?


Buah-buahan yang relatif lebih mahal, dijaga dalam ruang kaca agar tidak terlalu bersentuhan dengan udara luar, sehingga lebih tahan lama


Logam mulia disimpan dalam etalase kaca, dibingkai dengan teralis besi, agar aman terjaga.


Jantung dan hati sebagai organ berharga, disimpan di dada, dijaga dengan tulang iga, agar terjaga dari segala benturan


Otak sebagai organ berharga, disimpan dalam kepala yang berbentuk tulang belulang, agar terjaga juga dari benturan


Pizza lebih berharga dari "bala-bala", sehingga dikemas sedemikian rupa, tidak sembarang orang boleh menjamah, sebelum resmi dibeli. Berbeda dengan bala-bala, yang harganya lebih murah, dibiarkan dijamah dipilih, oleh siapapun, walau belum dibeli.


Begitu juga mutiara yang tersimpan dalam kulit kerang yang amat keras, melindungi mutiara yang begitu berharga.


Dan masih banyak lagi contoh tentang semua yang berharga, akan berbeda perlakuan dengan yang kurang berharga.


Semua contoh itu bisa menjadi analogi bagi keadaan seorang muslimah.


Ia harus dijaga karena begitu berharga. Dijaga oleh dirinya terutama. 


Ia menjaga dirinya dari jamahan lelaki yang haram baginya.


Ia menjaga diri agar auratnya tak dilihat lelaki ajnabi (lelaki asing, bukan mahram), kecuali oleh yang dihalalkan Allah untuk melihatnya.


Ia menjaga diri dari pandangan tak halal, dengan tak berlaku tabarruj, dan menjaga diri dari memandang yang tak halal


Ia menjaga diri dari ikhtilath (bercampur dengan lelaki bukan mahram, tanpa alasan syar'i) dan menjaga diri dari khalwat (berduaan dengan yang bukan mahram). Termasuk khalwat, berboncengan motor dengan lelaki bukan mahram, atau menumpang di kendaraan pribadi lelaki bukan mahram. Ikhtilath dan khalwat adalah termasuk yang diharamkan Allah Ta'ala.


Ya begitulah, karena wanita itu berharga, maka ia harus menjaga dirinya agar tetap berharga dan mulia. 


Cukup sekian ceritanya. Semoga bermanfaat.😀😀