Blogger Jateng

7 Cara Agar Anak Mau Curhat, Sebaiknya Dicoba!

Sahabat keluarga muslim, dalam proses hadhanah (pengasuhan anak), kita akan menemui aneka hal yang seringnya tak terduga. Tentu ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kita, membutuhkan ilmu-ilmu parenting yang sesuai syari'at. 



Tetiba anak yang dulunya manis, gemesin, lucu menjadi pendiam dan tertutup di saat remaja. Kalau ditanya menjawab seperlunya sengaja membatasi diri dan ayah bunda tidak boleh tahu tentang apa yang ada dalam pikirannya dan rahasia hatinya. Kalau sudah seperti ini biasanya ayah bunda sulit membuka komunikasi dan bingung mau memulai dari mana.

Sang anak kalau bertemu dengan teman-temannya lebih open mind dan segala dicurhatkan baik ketemu di darat maupun di sosial media. Tapi ketika bersama ayah bundanya bisa diam seribu bahasa dan tidak terbuka.

Faktor Penyebab Anak Tak Mau Curhat dengan Orang Tuanya

Tantangan orang tua saat ini memang cukup besar, apalagi dihadapkan pada era digital yang semakin mengurangi interaksi ayah bunda dengan anak, otomatis semakin sedikit kesempatan berkomunikasi. Gadget yang sudah diberikan kepada anak sejak dini akan memberikan ruang yang asik bagi anak dengan gadget sedang ayah bunda asik juga dengan agendanya masing-masing bahkan asik dengan gadgetnya juga.

Beberapa faktor lain yang membuat anak tidak membiasakan curhat kepada ayah ataupun bunda diantaranya ayah bunda tidak bersabar mendengarkan celotehan anak-anak dan kurang merespon cerita mereka tentang kejadian yang menimpa mereka karena merasa terganggu. 

Ayah bunda pun jarang-jarang meminta pendapat dan pikiran mereka dalam menyelesaikan persoalan-persoalan semua harus bersumber dari pendapat dan pandangan-pandangan ayah bunda.

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah ayah bunda terlalu mudah menyalahkan prilaku ananda tanpa berkomunikasi dengan baik untuk menjelaskan tapi langsung menjudge yang meruntuhkan kepribadian ananda bahkan di depan orang lain.

Tentu sikap-sikap yang kurang nyaman bagi anak akan sulit membuka komunikasi, apalagi jika anak dirasuki rasa takut dimarahi, takut disalahkan, anak tidak akan mau terbuka, kalau tohpun dia bicara akan mengungkapkan yang tidak sebenarnya.

Lantas bagaimana agar anak membiasakan diri curhat kepada ayah bunda?

Ada beberapa cara seperti yang dikemukakan oleh Pakar Parenting Ideologis, Ustadzah Yanti Tanjung, yaitu:

1. Sejak usia dini ajaklah anak bercerita tentang banyak hal, berkisah dan banyak memberikan informasi, tanya jawab dan berdiskusi.

2. Lakukan eye contact ketika berbicara dan nampakkan respon rasa ingin tahu yang menyenangkan saat anak bercerita meskipun dia menceritakan terbata-bata dan tidak penting bagi ayah bunda.

3. Jadilah ayah bunda pendengar yang baik bukan hanya selalu ingin didengar oleh anak

4. Lakukan interaksi pemikiran dengan membentuk pola berpikir Islami anak agar anak tahu landasan berpikir dan terbentuk kerangka berpikir. Agar ke depannya dari interaksi pemikiran ini ayah bunda adalah sumber referensi bagai anak.

5. Lakukan jika kontak-kontak emosional dengan mengungkapkan rasa sayang dan curahan cinta, bisa dengan lisan, pelukan dan belaian kasih sayang.

6. Membuat standar-standar prilaku yang sama berdasarkan syariah Islam agar anak bisa menempatkan bahwa posisi ayah bunda adalah orang yang kedua setelah Allah dalam mencurhatkan masalah.

7. Memahami dunia anak-anak dengan memahami tumbuh kembang mereka agar komunikasi dengan anak disesuaikan dengan level berpikir mereka dan kecendrungan-kecendrungan mereka. jadi tidak salah komunikasai dan bisa memilih kata-kata yang tepat.

Demikian sahabat ukhtinews.com, tentang hambatan psikologis anak yang tak mau curhat dengan orang tuanya, namun terasa nyaman bila ngobrol dengan orang lain. Serta bagaimana upaya untuk mengatasinya.

Semoga ini menjadi panduan langkah kita dalam mendidik anak terutama dalam membangun komunikasi yang nyaman dan lancara antara orang tua dan anak.

Wallaahu a’lam bishshowab

Diadaptasi dari seri parenting ideologis Bu Ustadzah Yanti Tanjung. Barokallohu fiik....semoga tak lelah mendidik generasi untuk menjadi pejuang Islam Sejati, memperjuangkan Islam kaffah.

Sumber foto:
Bu Yanti Budayasti
Bu Ai Mulyati
Bu Yuli