Ini adalah dua buah puisi karya seorang Umi, ungkapan suami kepada istri dan sebaliknya, dari istri kepada suami. Maka, saya beri judul, berbalas puisi. Sebuah puisi sederhana, yang pengirimnya "request" tak mau disebutkan identitas, apalagi ditampilkan fotonya. Tak masalah, yang penting semua isinya menebar kemanfaatan kepada semua pembaca.
Jazakillah
❤Puisi dari Suami untuk Istri💚
Ketika waktu membawaku mengenalmu
aku memahami hakikat sebuah cinta.
Cinta bukan perkara "menyejukkan mata",
tapi usaha tetap bersama hingga kehidupan setelah mati.
Dan akhirnya, aku ingin mengatakan ini,
"Jika cinta mengharuskanmu sempurna,
maka aku tidak akan menikahimu.Tapi jika cinta mengharuskanmu beragama,
maka aku tidak menyesal mendapatkanmu.
Karena selain menjadi khadijah di hari-hari duniaku, kau adalah pengirim doa di hari-hari tiadaku."
Istriku....
biarpun kau bukan yang tercantik,
hatiku memberimu nilai lebih.
Betapa aku tak pernah menduga akan dipertemukan dengan matamu saat itu.
"Halal"... aku bahagia mengenalmu yang diperkenalkan oleh-Nya."
💙Puisi dari Istri kepada Suami🧡
🍂.....Cinta Terbaik...
Suamiku...
Aku tau....diri ini tak jelita dan tak secerdas Aisyah
Apalagi setakwa Khadijah
Aku juga tak sekuat Maryam tak sesabar Asiah
Aku juga tak setabah Hajar
Apalagi seperti Fatimah Putri Rasulullah ﷺ
Aku sangat jauh dari kata sempurna
Aku tak henti bersyukur Allah memberiku pendamping sekuat dirimu...
Suamiku maafkan aku
Karena aku tidak bisa berbuat sesuai keinginanmu
Tapi aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik buatmu
Tak ada kata yang terindah selain doaku untukmu
Semoga Allah selalu melindungi mu dimanapun engkau berada dan Semoga Allah menjagamu selalu....
Aamiin yaa Rabbal Aalamiin
Berbeda dengan puisi-puisi lainnya yang pernah dikirimkan salah seorang sahabat, ditulis, dibahas, dan dikomentari serta diperkuat maknanya. Sedangkan untuk dua puisi ini, sepertinya tak ada "job" untuk itu.
Maka biarkan puisi tersebut apa adanya. Memancarkan maknanya sendiri, dan semua doanya kita amin-kan.
Jazakillah