Berselancar di dunia FB, menemukan sebuah foto dari akun seorang guru, sebuah tulisan di secarik kertas tissu. Tulisan yang oleh pembuatnya disebut Surat Cinta, untuk yang Berpacaran.
Ini menarik. Akhirnya dihubungilah si empunya tulisan, Bu Yuliana Gultom, seorang pendidik di SMPN 1 Mande Cianjur. Dan berlangsunglah wawancara singkat dengan beliau. Berikut ini resume dari obrolan kami.
Afwan, foto ini dalam momen apa, untuk apa dan di mana?
Owh masya Allah...itu ketemu alumni di cafe/ tempat makan di cianjur. Tapi si anak laki lakinya gak kenal, karena saya dicadar. Selama satu jam makan. Mereka kelihatan mesra .
Ya, pas saya dan anak anak selesai makan, saya kirim surat Cinta, sambil bilang. Kamu alumni Satman ya? Dia jawab ya. Saya bilang, ini surat dari ibu, baca ya. Sambil saya pergi. Saya lihat dia jadi malu bacanya.
Saya sering banget bikin surat kayak gini pak. Surat buat pasangan yang terlihat pacaran, tapi bukan suami istri. Biasanya di cafe atau tempat makan. Pernah juga depan indomaret. Apa aja, asal bisa ditulis. Tisu, struk pembayaran, robekan kertas . Pokoknya nulis aja 😀
Bu Novi n Bu Ratna pernah jadi saksi 🙂
Bagaimana kalau tidak kenal Bu?
Kenal atau nggak, ga jadi alasan. Biasanya kalau pasangannya berkerudung. Saya suka risih.
Intinya peduli lingkungan aja.
Sering sering tegur anak-anak yang pacaran di jalan atau tempat umum.
Share sebanyak-banyaknya tentang dosa pacaran.
Sebagai guru mapel IPA, apakah tema bahaya pacaran ibu sampaikan dalam pembelajaran?
Tema pacaran sebelum nikah itu dosa, masuk ke dalam kurikulum pembelajaran IPA di sekolah, tapi tidak tertulis. Hanya jadi agenda wajib tersampaikan di setiap kelas yang saya ajar. Atau di kajian muslimah.
Pacaran itu ada hubungannya dengan Kesehatan Reproduksi, kesehatan jiwa, dan perkembangan otak juga. Jadi nyambung lah sama IPA.
Masya Allah ini sesuatu yang menarik. Sebuah langkah yang sederhana, namun butuh keberanian dan konsistensi. Sebuah kepedulian terhadap generasi muda muslim supaya tidak terjerumus ke lubang dosa pacaran.
Pelajaran dari Surat Cinta itu
Kalau boleh saya simpulkan dari wawancara tersebut, ada beberapa pelajaran yang bisa didapatkan dalam rangka edukasi bahaya pacaran, antara lain dengan cara:
1. Tindakan langsung dengan menegur yang pacaran, tentu dengan cara yang terbaik dan elegant, salah satunya dengan surat Cinta.
2. Komitmen seorang guru untuk memasukan tema pacaran ke dalam mapel yang diampunya.
3. Memanfaatkan akun medsos sebagai salah satu cara edukasi bahaya pacaran, dengan share sebanyak mungkin tema tersebut.
4. Upaya terstruktur dengan kajian-kajian keislaman bagi remaja. Salah satu contoh, kegiatan RISMADA di SMPN 1 Mande, dan Bu Yuli salah satu pematerinya .
Akhirnya, semua upaya yang beliau dan kita lakukan untuk membina generasi, hasilnya diserahkan kepada Allah SWT, seraya kita memohon hidayah dan sikap istiqomah.
Terima kasih Bu Yuliana Gultom🌼