Blogger Jateng

Pria Wanita: Bukan Hendak Bertanding Tapi Bersanding


Sekedar Illustrasi 😁


Perempuan diciptakan bukan sebagai bawahan lelaki, bukan juga sebagai atasannya, tapi membersamainya, berbagi tugas sesuai dengan fitrah yang Allah berikan. 

Jadi bila feminisme menuntut kesetaraaan gender, maaf itu bukan konsep Islam, Islam tidak mengenal kompetisi gender sebagaimana terjadi dalam sistem kapitalis di barat. 

Dalam Islam lelaki dan wanita punya fitrah, tugasnya yang khas yang Allah berikan, sama-sama beribadah pada Allah, dan sama-sama disayangi oleh Allah. 

Adil tak harus serupa, seimbang tak harus sama. Justru tidak adil bila kita memberikan kewajiban yang sama bagi wanita, sebagaimana yang diberikan pada lelaki. 

Sebab wanita dan lelaki datang dengan bentuk fisik yang berbeda, pun dengan psikis yang berbeda. Bukan untuk dibandingkan sekali lagi, tapi dimuliakan sesuai fitrah. 

Maka menyamakan lelaki dan wanita dalam arti feminisme, adalah justru penghinaan terhadap alamiahnya manusia. Sebab wanita dipaksa mengikuti fitrahnya lelaki. 

Sekali lagi, kacaunya feminis ini, adalah karena menjadikan lelaki sebagai patron, mereka ditindas lelaki, tapi tanpa sadar menjadikan lelaki sebagai standar target. 

Mereka bilang "kalau lelaki bisa, kenapa wanita tidak?", sekali lagi, ini gagalnya para feminis, justru menjadikan lelaki sebagai patokan atas gerakan mereka. 

Islam justru mengangkat wanita diatas segalanya, sebab Islam memberikan wanita ruang seluas-luasnya mengekspresikan diri sesuai dengan fitrah kewanitaannya. 

Jadi, bila feminis ibarat menyuruh ikan berenang di padang pasir, Islam menyediakan samudera dan keindahannya bagi ikan itu untuk mengarungi fitrahnya. 

Jadi bila ada wanita setengah telanjang zaman sekarang keluar teriak-teriak "equality", wah, sangat lagu lama. Tapi kita pun tahu ide feminisme ini akan terus digulirkan. 


Catatan kecil tentang equality dari Buku *Wanita Berkarir Surga"